Silahkan hubungi kontak kami untuk informasi produk lebih lengkap Diskon produk untuk pemesanan lebih dari tiga item Gratis pengiriman untuk wilayah Jawa Tengah dengan tanpa minimal nominal pemesanan. Dapatkan Gift menarik dengan mengikuti instagram kami @griyaukirjepara Pemesanan pada tanggal 1 sampai dengan 10 mendapatkan diskon sampai dengan 50% untuk biaya pengiriman.
Beranda » Artikel Terbaru » Perbedaan Grade A,B,C Pada Kualitas Furniture

Perbedaan Grade A,B,C Pada Kualitas Furniture

Diposting pada 21 December 2020 oleh griy4 | Dilihat: 4.764 kali

Perbedaan Kualitas Mebel Jepara Dan Harganya

Mebel jepara yang kami produksi kami bedakan menjadi 3 kategori kualitas atau grade yakni grade A, B dan C, Berikut ini adalah penjelasan tentang perbedaan kualitas mebel jepara yang kami produksi, kami akan berusaha untuk menjelaskan se sederhana mungkin karena banyak sekali istilah2 didalam industri mebel jepara yang mungkin malah bikin bingung buat masyarakat awam. Dan juga perlu di ingat bahwa setiap perusahaan memiliki standart kualitas yang berbeda2, jadi mungkin anda akan mendapatkan penjelasan mengenai perbedaan kualitas mebel jepara dari kami mungkin berbeda dengan apa yang dijelaskan oleh perusahaan lain.

Faktor Penentu Perbedaan Kualitas Mebel Jepara
Jadi begini…meskipun perbedaan kualitas mebel jepara dipengaruhi oleh banyak faktor, namun kami akan ambil 3 point utama saja yakni :

Kualitas kayu dan pertukangannya (mentahnya), termasuk kerumitan desain dan detailnya
Bahan finishingnya
Dan terakhir adalah jenis dan kualitas aksesories pendukungnya.
Untuk aksesories mungkin tidak perlu dibahas dengan detail disini, karena…bahan2 tersebut adalah factory made alias buatan pabrik, jadi kualitas dan harganya pakem. kita tinggal pilih merk yang sudah terbukti kualitasnya tanpa harus “njlimet” milih satu per satu. Beda dengan kayu yang langsung diambil dari alam, agak perlu sedikit penjelasan biar tidak salah paham.

Bisa deh baca disini masalah hardware dan aksesories mebel jepara kalau anda bersikeras. di link tersebut kami jelaskan ada beberapa hardware yang dipakai di industri mebel jepara. Bahan finishing akan kami jelaskan sedikit dibagian tengah post. kami juga menulis beberapa post yang menjelaskan secara detail bahan finishing dan berbagai topik lainnya. silahkan kunjungi halaman “Blog” kami dimenu atas.

Faktor bahan baku kayu
perbedaan kualitas mebel jepara

Jadi mari kita bicara tentang kayu, faktor utama yang mempengaruhi perbedaan kualitas mebel jepara. pada post ini kami akan bahas kayu jati untuk studi kasus saja. Namun penjelasan ini dapat juga berlaku untuk kayu jenis lain seperti mahoni, mangga, mindi dll karena pada dasarnya sama saja perlakuan dan karakter kayu pada umumnya. Harga kayu jati dipengaruhi oleh 3 hal utama, yakni ukuran diameternya, panjangnya dan daerah asal tumbuhnya. untuk ukuran akan dibahas secara singkat dibawah ini, sedang daerah penghasil kayu bagus diantaranya adalah blora, cepu, pacitan, gunung kidul, soppeng sulawesi dan masih banyak lain.

Kayu yang tumbuh diatas tanah tandus akan berkembang lama karena kurang gizi, tidak seperti manusia…ini malah bagus karena kayu akan tumbuh lambat dan mengakibatkan serat kayu nya padat dan stabil. beda dengan kayu yang tubuh di daerah subur. mereka cepet tumbuh jadi gede namun seratnya kurang padat dan suka kempes papan gergajiannya.

Anda bisa bandingkan antara daging ayam kampung yang kekar dengan ayam sayur ternakan..? nah begitulah kira2 analogikanya.

Oiyha satu hal lagi hal utama yang mempengaruhi harga kayu jati adalah apakah kayu tersebut berasal dari hutan perhutani atau dari lahan milik rakyat. Kayu jati yang dikelola oleh perhutani kualitasnya lebih bagus jika dibanding dengan kayu rakyat (kayu jati kampung) yang tumbuh dilahan warga.

Kayu jati perhutani (kita sebutnya TPK) di pelihara dengan baik sehingga menghasilkan kayu yang seratnya padat, lurus dan mata kayu nya sedikit. Kami hanya memakai kayu TPK untuk grade A, jadi jangan heran jika harganya hampir 2x Lipat dari Grade C.

Ukuran Kayu Jati
Kayu A1 atau OP
Kayu berukuran A1 atau OP berdiameter 15 – 20 cm. Ukuran kayu gelondong dibawah itu di jepara ukuran 10 – 15 kadang disebut DL, kami tidak pakai ini, repot dibelakang nantinya karena cenderung tidak stabil serat kayunya, melengkung lah, pecah lah, susut lah repot pokoknya. kami cuma pakai kayu diameter 18 cm keatas untuk bikin mebel, biar tidak terlalu repot penanganannya.

Kayu A1 biasanya berumur muda, masih puluhan tahun juga sih..namun umur segitu dalam dunia kayu kita sebutnya muda. nah karena usia nya yang muda, serat kayunya cenderung masih labil (sama seperti anak2 muda kita), kalau tidak diperhatikan kekeringannya maka mebel yang dihasilkan mudah pecah. selain itu…karena diameter kecil, penampang papan hasil gergajian juga sempit, yang menjadikan mebel yang dihasilkan ada garis2 putih bagian pinggir papan.

Gambar bicara lebih baik dari tulisan, silahkan…

griya ukir jepara perbedeaan kualitas kayu

 

  • Kayu A2 atau OP
    Kayu A2 berdiameter 20 – 30 Cm, dengan ukuran segini indikasi umurnya sudah lumayan tua, yang artinya penampang kayu lebih kuat dan luas dibanding kayu ukuran A1 diatas. semakin tua umur kayu maka semakin banyak lapisan kambium (lapisan yang menyusun batang pohon) yang berarti semakin stabil penampang papan kayu yang dihasilkan. Berikut penampakan nya pada barang jadi. warna penampang mebelnya rata coklat semua tanpa belang2 putih seperti pada kayu A1 / OPmebel jati jepara.

kualitas kayu grade B

  • Kayu A3
    Kayu A3 berdiameter 30 – 40 cm. ukuran yang ideal untuk pembuatan furniture. kayu ukuran ini berumur tua sehingga serat kayunya bagus dan stabil tidak mudah susut. lagi…ini berkat rapat dan banyaknya lapisan kambium yang ada pada batang pohon. menurut informasi yang kami terima, lapisan kambium bertambah tiap satu musim sekali, jadi kalau di Indonesia sekitar satu tahun sekali baru ada satu lapisan kambium. FYI…log kayu A3 ada puluhan bahkan ratusan lapisan kambium nya, jadi ya udah tua banget maksudnya.

Masih ada ukuran kayu jati yang lebih besar dari spesifikasi diatas, namun itu masuk kategori “special purchase“. tidak bisa didapatkan dengan mudah dipasaran. Misal jika anda mau pesan meja makan kayu jati dengan daun meja tanpa sambungan ukuran lebar 100 x panjang 5 meter tebalnya 15 cm. Bisakah…? bisa saja, tapi harganya sangat amat mahal sekali dan barangnya sangat amat susah sekali untuk ditemukan. ini seperti berburu harta karun, beneran…

Finishing
Setelah kita tahu perbedaan jenis dan kondisi kayu, maka point kedua yang tidak kalah penting untuk menentukan perbedaan kualitas mebel jepara adalah bahan finishing, pada dasarnya kami membedakan 3 bahan finishing yakni Melamine, Nitrocellulose dan Polyurethane, berikut penjelasan singkatnya.

Melamine, Jenis bahan finishing untuk mebel yang biasa di sebut ” ML ” ini memiliki sifat yang hampir sama dengan yang di miliki oleh material NC, cuma tingkat kekerasan film nya sedikit lebih keras jika di bandingkan dengan NC, hal itu mengakibatkan seringnya di jumpai kasus pengelupasan saat barang mebel terbentur benda keras yang lain. Jenis finishing ini cocok untuk di aplikasikan pada produk mebel minimalis karena sifatnya yang melapisi sempurna dan menutup pori2 kayu sehingga kesan modern yang di harapakan lebih jelas kelihatan. kelebihannya adalah harga murah dan proses yang mudah.

NitroCellulose / NC, Bahan finishing ini terbuat dari resin Nitrocellulose/alkyd yang dicampur dengan bahan ‘solvent / thinner’ yang cepat kering, NC memberikan hasil akhir warna yang lebih natural, biasa di pakai jika pada pesanan mebel klasik yang banyak mengadopsi ukiran dan detail yang rumit, sifatnya meresap ke dalam serat kayu serta tidak membuat lapisan film yang blok serat. di aplikasikan dengan metode “semprot” yang hasilnya serat alami kayu masih kelihatan alami. Bahan ini cenderung lebih diminati oleh kalangan atas karena kualitas dan daya tahannya sangat bagus jika di aplikasikan secara baik dan benar.

Polyurethane, Jenis bahan finishing untuk mebel ini adalah yang paling mahal di banding kedua bahan di atas, hal ini karena kualitas bahan Polyurethane atau lebih terkenal dengan sebutan PU ( piyu ) memang sangat bagus. Sifatnya menutup sempurna dengan lapisan film yang cukup tebal namun sangat kuat sehingga tidak mudah tergores atau mengelupas saat terbentur dan di gores dengan kuku. Jenis material ini juga tahan terhadap ultra violet dan kedap air secara sempurna sehingga banyak di pakai untuk pemakaian luar ruangan seperti pada jendela, kusen, pintu dan juga pada finishing automotive seperti mobil dan motor

Ada beberapa bahan finishing lain yang banyak dipakai di industri mebel jepara yakni finishing waterbase, teak oil dan wax. Namun yang paling umum digunakan adalah ketiga bahan diatas. bahan2 tambahan ini hanya kami pakai saat ada permintaan khusus saja. Jadi diatas adalah penjelasan singkat mengenai ukuran dan kualitas kayu dan bahan finishing, berikut dibawah adalah penjelasan mengenai grade atau perbedaan kualitas mebel jepara yang kami pakai di perusahaan mebel jepara kami. Mohon sekali lagi diingat kalau lain perusahaan kemungkinan besar lain standart lho…

Mebel Kualitas Grade C
Bahan Kayu : Kayu rakyat diameter 17 – 25 Cm ( bagian pinggir kayu yang putih masih dipakai )
Bahan Finishing : Melamine
Hardware : Standart pasar sekelas merk Huben
– Kekurangannya Jika kita perhatikan dengan seksama anda akan melihat garis batas antar bagian putih kayu dengan bagian tengahnya, hal ini menimbulkan efek belang pada tampilan keseluruhan. Tingkat keawetannya juga terbatas, bagian pinggir kayu yang berwarna putih lebih empuk dan lebih mudah di makan hama. meskipun hal ini bisa di hindari dengan pemakaian anti hama dan teknik finishing yang tepat, namun resiko tersebut masih tetap ada.

– Kelebihannya Selain harga lebih murah, semua kekurangan tersebut diatas tidak akan kelihatan jika tidak di cermati oleh mata orang yang tahu seluk beluk kayu, jadi anda tidak akan merasa membeli barang murahan meski dengan harga yang memang murah.

Rata2 konsumen kami memilih grade C untuk kebutuhan mereka.

Mebel Kualitas Grade B
Bahan Kayu : Kayu rakyat diameter 25 – 35 Cm ( bagian pinggir kayu yang putih TIDAK dipakai )
Bahan Finishing : Nitrocellulose / NC
Hardware : Standart pasar sekelas merk Drolla
– Kelebihannya Awet dan berkualitas tinggi karena dibuat dari bahan baku yang bagus jika dibandingkan dengan yang ada dipasaran karena dibuat dari kayu berdiameter besar. semakin besar diameter kayu maka umurnya semakin tua dan semakin bagus kekuatannya. Warna dan serat kayu seragam karena tidak pakai bagian pinggir papan yang berwarna putih.

– Kekurangannya Lebih mahal dibanding dengan mebel grade C karena pemakaian bahan baku yang lebih mahal. pembuangan bagian pinggir mengharuskan untuk pemakaian kayu berdiameter besar yang harganya lebih mahal.

Selain masalah harga yang lebih mahal dari grade C tidak ada lagi kekurangannya menurut kami. Grade B selalu kami sarankan kepada customer baru kami yang bertanya grade apa yang ideal kalau mau beli mebel berkualitas dengan harga yang tidak gila2an

Mebel Kualitas Grade A
Bahan Kayu : Kayu TPK perhutani diameter 30 Cm keatas ( bagian pinggir kayu yang putih TIDAK dipakai )
Bahan Finishing : Nitrocellulose / NC atau PU
Hardware : Standart pasar sekelas merk Havele dan bloom.
Mebel dengan grade ini jarang kami buat karena mahal dan spesifikasi kualitasnya sulit untuk dipenuhi. kami memakai bahan kayu perhutani diameter besar dan hanya memakai bagian tengah papan yang harus minim dari cacat, seperti mata mati atau serat patah. Bahan finishingnya memakai PU ( polyurethane ) untuk pesanan high gloss, bahan finishing ini sama dengan kualitas cat mobil dan kendaraan bermotor yang tahan terhadap cuaca dan bahkan hujan asam. Hardware top class dan penanganan yang ekstra hati2 menjadikan harga grade A relatif mahal.

Untuk mebel klasik kebanyakan tidak pakai Polyurethane melainkan pakai nitrocellulose, alasan utama adalah karena PU sifatnya menutup sempurna permukaan kayu, sedang NC sifatnya meresap sempurna ke dalam serat kayu. nah kalau mebel klasik butuh penampilan antik yang menonjolkan seindahan serat alami kayu, termasuk pori2nya. dan hal ini hanya bisa dicapai dengan dengan material finishing NC.

Faktor Konstruksi
Konstruksi adalah salah satu point penting untuk menentukan perbedaan kualitas mebel jepara, sambungan papan, mortise dan tenon, jenis lem yang digunakan, halus tidaknya ukiran dan lain2 adalah faktor2 penting. Untuk sambungan papan pada dasarnya dibagi menjadi 3 yakni sambungan insert (pakai isian), TNG / sambungan laki bini, dan sambungan finger joint. untuk grade C kita biasa pakai insert joint, untuk grade B pakai sambungan laki bini dan untuk grade A kita biasa pakai finger joint.

Mengenai sambungan papan ini kondisional lho ya, tidak semua bisa diaplikasikan sesuai penjelasan kami diatas. lihat2 bentuk produk secara keseluruhan. Ukiran juga menjadi salah satu point penting untuk menentukan perbedaan kualitas mebel jepara, terutama jika anda membeli mebel ukir jepara. Banyak yang tidak mengerti tentang ukiran ini, kami pernah menguji dengan bertanya pada teman, orang luar daerah yang datang ke jepara. dia tidak tahu sama sekali tentang mebel, dan kami coba bertanya dengan menunjukkan 3 barang yang berbeda kualitas ukirannya. barang yang sama (nakas ukiran barangnya), pola atau motif ukiran yang sama, finishingnya pun sama.

Kami hanya ingin mendengar pendapat dari orang awam sama sekali dengan mebel tentang bagaimana perbedaan kualitas mebel jepara, biar obyektif maksudnya. kami keluarkan satu per satu dimulai dengan grade C, bagus dia bilang, orang jepara pinter ya bikin ukiran, finishingnya juga bagus, halus…kemudian kami keluarkan nakas kedua, grade B. dan dia langsung bilang kalau ini lebih bagus, ukirannya lebih halus dan timbul (istilah dia), kalau finishing dia bilang sama saja, sedikit lebih padat dan merata katanya (pakai kayu bagus) komentar pada barang ketiga tidak beda jauh dengan komentar barang grade B, hanya finishingnya saja yang lebih bagus dia bilang.

Jadi kesimpulan kami kalau anda tidak membandingkan 2 atau 3 barang side by side maka anda tidak akan tahu bedanya ukiran bagus dengan yang biasa2 saja. ya kecuali kalau ukiran yang sangat amat jelek maka tanpa pembandingpun anda pasti tahu kalau jelek. Jadi demikian penjelasan kami mengenai perbedaan kualitas mebel jepara, jadi pada dasarnya kualitas grade C bukanlah buruk jika dibanding grade A, hanya berbeda saja. sama halnya jika kita membandingkan mobil mercedes benz dengan ferrari, anda tidak akan bilang kalau mercy itu jelek kan ? hanya beda saja detail dan kualitasnya.

jika anda masih merasa kurang jelas maka silahkan hubungi kami melalui halaman kontak diatas. Matur Nuwun

Bagikan informasi tentang Perbedaan Grade A,B,C Pada Kualitas Furniture kepada teman atau kerabat Anda.

Perbedaan Grade A,B,C Pada Kualitas Furniture | Furniture Jati Jepara

Belum ada komentar untuk Perbedaan Grade A,B,C Pada Kualitas Furniture

Silahkan tulis komentar Anda

Your email address will not be published.

*

Mungkin Anda tertarik produk berikut ini:
Pigura Cermin Ukir Mewah PC-011

*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:

pigura cermin ukir Rp 3.700.000
/ PC-011
Rp 3.700.000
/ PC-011
Popular!
QUICK ORDER
Lemari Pakaian Mewah Kayu Jati Kode 115

*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:

Lemari Pakaian Mewah Kayu Jati Kode 115 *Harga Hubungi CS
Ready Stock
*Harga Hubungi CS
Ready Stock
QUICK ORDER
Meja Belajar Jati Minimalis Kode 126

*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:

Meja Belajar Jati Minimalis Kode 126 Rp 5.700.000
Ready Stock
SIDEBAR
WhatsApp Chat on WhatsApp